Monday, September 22, 2008

Rapat KARINA KAS Di Paroki Sragen

Sharing Pengalaman Renovasi 8 Rumah Korban Banjir





Paroki Sragen (LENTERA) - Rombongan KARINA Keuskupan Agung Semarang yang terdiri 5 orang dipimpin oleh Romo Agung, Rabu (17/9) berkunjung ke Paroki Sragen. Tujuan mereka datang ke Paroki Sragen untuk menemui Sukarelawan KARINA KAS Posko Paroki Sragen. Adapun agendanya adalah ingin sharing pengalaman program renovasi 8 rumah korban banjir awal tahun lalu di wilayah Tenggak, Sidoharjo dan Gawan, Kecamatan Tanon yang baru saja selesai. Selain itu juga mengadakan pemetaan kebutuhan dan tahapan Disaster Preparedness di wilayah Sragen.


Bp. Titus Puspowitono, salah satu koordinator Renovasi rumah korban banjir memberikan laporan pertanggungjawabannya. Pak Tono mengungkapkan bahwa sebelum melangkah untuk memberikan bantuan untuk renovasi rumah, Tim Karina Posko Paroki Sragen mengadakan survei terlebih dahulu, siapa saja yang layak untuk dibantu dan juga berkoordinasi dengan pihak kelurahan setempat. Selain mendapat bantuan dana dari KARINA KAS untuk biaya rehab rumah, respon dan keterlibatan pihak kelurahan dan masyarakat sekitar sangat baik. Masyarakat antusias bahu-membahu bergotong royong memberikan bantuan baik berupa dana, material maupun tenaganya untuk merenovasi rumah saudara-saudara mereka yang rumahnya hampir roboh terkena dampak banjir awal tahun 2008 lalu.


Para sukarelawan Karina Paroki Sragen dari Posko Gawan dan Posko Tenggak selalu bergantian memantau proses renovasi rumah korban banjir tersebut agar pelaksanaan berjalan dengan lancar hingga selesai. Kepada mereka yang mendapat bantuan, Pak Tono juga selalu menyampaikan bahwa pemberian bantuan ini ikhlas dan sukarela, tanpa pamrih apapun dan tidak ada maksud tertentu.


Sedangkan Ibu Rosa, mengatakan pihaknya selalu berusaha memberikan laporan sesuai dengan kondisi yang ada, sedapat mungkin memberitahu dulu, apakah bisa atau tidak pelaksanaan renovasi rumah tersebut. Kendala yang ada di lapangan juga bervariasi. Laporan administrasi dan keuangan disesuaikan dengan kondisi yang ada, sehingga setiap posko baik di paroki dan daerah sama-sama tahu, transparan dan saling berkoordinasi. Komunikasi yang baik menunjang selesainya program ini dengan baik.


Kendala pada pelaksanaan adalah sulitnya mencari tenaga tukang karena bersamaan dengan banyaknya orang punya kerja, tapi akhirnya semua bisa diatasi dengan keterlibatan para tetangga sekitar yang membantu. Dalam pendisribusian barang dan material dilakukan oleh Posko Tenggak dan Posko Gawan dengan menunjuk Toko Besi Bu Sis di Gawan sebagai penyedia material di Gawan, setelah sebelumnya mengadakan perjanjian kerja sama.


Pada kesempatan itu, Romo Issri juga mengungkapkan bahwa setelah mengadakan kunjungan ke lokasi rumah-rumah yang direnovasi, respon warga baik yang mendapat bantuan maupun warga sekitar sangat positif, mereka merasa senang karena ada yang membantu .


Setelah mendengarkan laporan dan sharing pengalaman dari para surarelawan Karina Sragen, Romo Agung mengajak untuk memikirkan rencana yang bisa kita bangun dan kerjakan dengan dana yang ada. Sambil melihat situasi kondisi awal dan selalu ingin mendengar sharing dari kegiatan yang telah dilaksanakan kemarin. Wilayah Sragen yang cukup luas tentunya tingkat mengalami bencana cukup beragam.


Romo mengajak untuk memikirkan sebuah program yang bentuknya adalah kesiapsiagaan menghadapi bencana (Disaster Preparedness) yang tidak pernah kita tebak.


Melihat pengalaman yang sudah terjadi, KARINA KAS beranggapan bahwa Paroki Sragen cocok untuk diajak bekerjasama menyiapkan langkah-langkah untuk menghadapi bencana alam. Selain sudah ada relawan yang mengikuti pelatihan tim SAR, juga perlunya pembekalan bagi warga untuk menghadapi bencana alam.


Bencana yang rawan terjadi di Sragen aalah banjir, tanah longsor, kekeringan, angin puyuh. Beberapa pemetaan bencana alam yang sering terjadi di Sragen, misal: Daerah sepanjang Sungai Bengawan Solo yang rawan banjir; Seloromo dan Sambirejo tanahnya rawan longsor, di daerah utara sering dilanda kekeringan saat musim kemarau, dsb


Maka kesiapsiaagaan apa yang bisa kita upayakan jika bencana itu benar-benar terjadi. Kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan bencana alam apa saja, perlunya pelatihan/peringatan dini terjadinya banjir. Misal Sukarelawan Posko Gawan & Tenggak yang terlibat sedapat mungkin bisa memberikan himbauan kepada warga untuk mengasitipasi banjir, bisa berupa poster/selebaran himbauan. Selain itu ada keinginan membentuk Tim SAR untuk menghadapi banjir. Kemudian prosentase usia warga perlu diketahui dan yang tahu adalah sularelawan setempat dengan bekerjasama dengan pihak kelurahan. Hal ini diperlukan apalagi mendekati musim penghujan.

Yang pasti untuk menghadapi bencana banjir, yang perlu disiapkan apa saja, kebutuhan apa yang dibutuhkan, mulai kapan kita bergerak jika bencana itu benar-benar datang. (dn)

Wednesday, September 17, 2008

Laporan Renovasi Rumah Korban Bencana Banjir Di Wilayah Kabupaten Sragen


Banjir yang terjadi di Kabupaten Sragen dan sekitarnya pada bulan Desember 2007 dan awal tahun 2008 merupakan yang terbesar terjadi di Sragen setelah banjir yang pernah terjadi di Sragen pada tahun 1966. Curah hujan yang tinggi membuat sungai Bengawan Solo meluap yang mengakibatkan banjir yang besar. Selain terjadi di Sragen, banjir juga melanda di Kota Solo, Ngawi, dan kota-kota di Jawa Timur yang dilalui Sungai Bengawan Solo. Di Kabupaten Sragen banjir melanda di daerah aliran bengawan Solo dan juga anak sungai Bengawan Solo, dari Kecamatan Tanon hingga di Kecamatan Sragen kota.

KARINA KAS melalui Posko Paroki Sragen telah berupaya meringankan beban para korban banjir dengan memberikan bantuan mulai dari sembako, obat-obatan, peralatan sekolah, pakaian, peralatan rumah tangga, peralatan pertanian, hingga bantuan untuk merehap kembali rumah-rumah para korban banjir yang mengalami kerusakan cukup parah akibat banjir. Berikut laporan pelaksanaan renovasi para korban banjir di Tenggak, Kecamatan Sidoharjo dan Gawan, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen:


BP. SUGIMIN (45 tahun)


kondisi rumah sebelum direnovasi


rumah sesudah direnovasi

Bp. Sugimin sehari-hari bekerja sebagai buruh tidak tetap atau buruh serabutan, penghasilan pun juga tidak tetap. Ia tinggal bersama istri dan kedua anaknya di Kampung Nyawak RT.02 Desa Tenggak, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen. Anak pertamanya saat ini kelas 2 SMEA, sedangkan yang kedua masih kelas 1 SD.


Kondisi awal rumahnya masih bambu ‘gedeg’ terletak di pinggir Sungai Bengawan Solo yang merupakan perbatasan Kecamatan Sidoharjo dan Kecamatan Tanon
Pada bulan Desember 2007, hujan turun begitu deras dan Sungai Bengawan Solo meluap hingga terjadi banjir yang melanda rumah-rumah di sekitar Sungai Bengawan Solo. Rumah Bp. Sugimin pun tak luput dari bencana banjir tersebut. Kondisi rumahnya yang masih berlantai tanah, berdinding bambu sesudah diterjang banjir menjadi miring dan hampir roboh. Bencana banjir tersebut membuat hidupnya makin sulit.


Rumah sebelum direnovasiKARINA KAS melalui Posko Paroki Sragen memberi bantuan sebesar Rp. 5.500.000,- untuk merenovasi dan membangun rumah keluarga Bp. Sugimin,-. Renovasi rumah ini juga mendapat bantuan dari Kepala Desa Tenggak sebesar Rp.500.000,-. Total yang dikeluarkan untuk merehab rumahnya mencapai sekitar Rp. 6.000.000,-. Selain itu, ia juga mendapat sumbangan dana dari keluarga, tetangga sekitar dan donatur lainnya.

Proses renovasi rumahnya membutuhkan waktu sekitar 1 minggu. Hal yang sangat menggembirakan adalah dukungan tetangga-tetangga pak Sugimin (sekitar satu RT) yang menyumbangkan tenaga mereka untuk merenovasi rumah pak sugimin. Para tetangga sekitar beserta keluarga bahu-membahu membantu untuk merenovasi keluarga Bapak Sugimin. Untuk konsumsi para tenaga yang merehab rumah, telah disediakan oleh keluarga Bapak Sugimin.***

Rumah sesudah direnovasiKeterangan : Lampiran sebagai syarat mendapat bantuan adalah FC KTP, FC Kartu Keluarga, Surat Keterangan Kelurahan, FC. Kartu Keluarga Miskin dan FC. Surat PBB.***



BP. TEGUH WIYONO (32 tahun)


Bp. Teguh Wiyono, warga Kampung Metep RT. 11, Desa Tenggak, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen. Sehari-hari bekerja sebagai buruh pencari pasir di sungai, penghasilannya tidak tentu. Bersama istri tercintanya ia bekerja untuk menghidupi 2 anaknya yang masih berusia 7 tahun dan 2 tahun.


Pada peristiwa banjir yang terjadi di Kabupaten Sragen, ia menjadi salah satu korban bencana alam tersebut. Rumahnya yang berdinding bambu (gedeg), berlubang-lubang dan berlantaikan tanah terletak di pinggir bengawan Solo. Saat terkena banjir rumahnya hampir roboh.
KARINA KAS melalui Posko Paroki Sragen memberikan bantuan dana sebesar Rp. 4.925.000,- untuk merenovasi rumahnya. Ia pun juga mendapat bantuan dana dari Kepala Desa Tenggak sebesar Rp. 500.000,-. Jika ditotal biaya renovasi rumahnya mencapai sekitar Rp. 9.000.000,- Adapun sisa pengeluaran dari dana pribadi dan keluarga.
Proses merehab rumahnya memakan waktu sekitar seminggu. Selain menggunakan jasa tenaga tukang 4 orang, tetangga satu kampung pun menyumbangkan tenaga mereka untuk pembangunan rumahnya. Untuk konsumsi para tenaga, dikeluarkan dari dana pribadi.
Saat ini rumahnya telah selesai dibangun dengan dinding batako, lantainisasi dan fasilitas MCK. Terima kasih untuk dukungan seluruh pihak dan warga sekitar atas uluran kasihnya kepada keluarga Bp. Teguh Wiyono.***

Lampiran sebagai syarat mendapat bantuan adalah FC KTP, FC Kartu Keluarga, FC Sertifikat Tanah, Surat Keterangan Kelurahan, FC. Kartu Keluarga Miskin dan FC. Surat PBB.



BP. JALAL AGUS SUPRIYANTO (42 tahun)

sebelum direnovasi

sesudah direnovasi

Bersama istri dan 3 anaknya, Bp. Jalal Agus Supriyanto tinggal di Kampung Metep RT. 11, Desa Tenggak, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen. Anak pertamanya berusia 20 tahun, anak kedua usia 18 tahun dan yang terakhir usia 16 tahun. Sehari-hari ia bekerja sebagai buruh pasir yang penghasilannya tidak tentu.

Kondisi rumahnya berdinding bambu, lantai tanah dan terletak di pinggir Sungai Bengawan Solo. Saat musibah banjir, rumahnya miring dan juga hampir roboh.

Rumah sebelum direnovasiKARINA KAS melalui Posko Paroki Sragen memberikan bantuan dana sebesar Rp. 4.925.000,- untuk merenovasi rumahnya. Ia juga mendapat bantuan dana dari Kepala Desa Tenggak sebesar Rp. 500.000,-. Jika ditotal biaya renovasi rumahnya mencapai sekitar Rp. 9.000.000,- sisanya dari pengeluaran pribadi dan keluarga.

Sama dengan keluarga Bapak Teguh, iapun juga mendapat bantuan tenaga dari tetangga satu kampung, selain menggunakan jasa 4 tukang. Kondisi rumahnya setelah selesai direhab adalah berdinding batako, lantainisasi dan juga fasilitas MCK. Terima kasih untuk segala dukungan dan perhatian warga sekitar dan kelurahan setempat.***

Keterangan: Lampiran sebagai syarat mendapat bantuan adalah
FC KTP, FC Kartu Keluarga, Surat Keterangan Kelurahan, FC. Kartu Keluarga Miskin dan FC. Surat PBB.


BP. SARBINI (45 tahun)


sebelum di renovasi

sesudah renovasi


Rumah Bapak Sarbini hampir roboh diterjang banjir ketika bencana banjir melanda. Rumahnya yang terletak di pinggir bengawan Solo, tepatnya di Kampung Metep RT. 11, Desa Tenggak, Kecamatan Sidoharjo Sragen ini harus dibangun kembali agar bisa didiami kembali oleh keluarganya. Bp. Sarbini dan istrinya sehari-hari bekerja sebagai buruh tani di desanya. Ia mempunyai 1 anak yang sudah berusia 25 tahun. Penghasilannya juga tidak tetap.

Untuk membangun kembali rumahnya KARINA KAS melalui Posko Paroki Sragen memberikan bantuan dana sebesar Rp. 5.500.000,-.
Dari Kepala Desa Tenggak, ia mendapat bantuan dana sebesar Rp. 500.000,- sedangkan biaya lain-lain diusahakan oleh dirinya sendiri dan keluarga sekampungnya. Untuk membangun kembali rumahnya ia menggunakan jasa tukang 2 orang dan dibantu sepenuhnya para tetangga sekitar 25 orang. Sedang konsumsi untuk tenaga, keluarganya yang menyediakan. Pembangunan rumah hingga selesai ini memakan waktu sekitar satu minggu.

Saat terkena banjir, rumah Bp. Sarbini sangat memprihatinkan, sebelumnya rumah hampir roboh, akhirnya dibongkar oleh tetangga sekampung dan dicarikan uang pinjaman untuk biaya perbaikan yang berupa material seperti 8 pengganti tiang, blandar, blandar tepi, dan semua tiang tepi.


Kondisi semula rumah masih berdinding bambu (gedeg) dan lantai tanah. Saat rumah selesai, rumahnya telah berdinding papan, lantainisasi dan kayu diganti semua mulai dari blender hingga tiang. Depan rumahnya juga terdapat teras, di dalamnya ada 3 kamar dan juga ada MCK. Semoga dengan selesainya rumah ini, Bp. Sarbini bisa hidup nyaman dan tetap bekerja normal kembali untuk menghidupi keluarga.***

Keterangan: Lampiran sebagai syarat mendapat bantuan adalah FC KTP, FC Kartu Keluarga, Surat Keterangan Kelurahan, FC. Kartu Keluarga Miskin dan FC. Surat PBB.



BP. KARIYO DIKROMO SUKIYO (86 tahun)




Duda tanpa anak ini sudah tidak bekerja karena lanjut usia. Hal ini mengundang banyak simpati warga sekitar, terutama saat terjadi banjir. Kondisi rumahnya yang beralamat di Dukuh Pilangan, RT. 18 Desa Gawan, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen ini awalnya masih sangat sederhana yakni ber­dinding bambu (gedeg), lantai tanah, tanpa MCK tentunya sangat memprihatin­kan saat diterjang banjir.


Pembangunan kembali rumahnya menghabiskan biaya sebesar Rp.11.755.250,-.
Bantuan yang di­sumbang­kan oleh KARINA KAS melalui Posko Paroki Sragen sebesar Rp.5.100.000,-. Para tetangga sekitar dan keluarganya pun secara sukarela meng­himpun dana tambahan yang terkumpul sebesar Rp. 6.655.250,-. Selain itu juga ada sumbangan bahan material berupa pasir 2 rit. Pengerjaan rumah ini menggunakan jasa tukang 6 orang selebihnya dibantu oleh masyarakat sekitar (20 orang) yang bahu-membahu bekerja menyelesaikan rumah kakek ini. Sedangkan konsumsi tenaga disediakan oleh keluarga dan tetangga. Rasa kekeluargaan dan gotong royong benar-benar sangat terasa.

Rumahnya kini telah berdinding tembok, sudah lantainisasi, ada teras dan jendela kanan-kiri. Rumah itu kini benar-benar sudah layak untuk didiami. Terima kasih untuk para donatur dan para tetangga sekitar yang telah mengupayakan pembangunan rumah tersebut.

Keterangan: Lampiran sebagai syarat mendapat bantuan adalah FC KTP, FC Kartu Keluarga, Surat Keterangan Kelurahan, FC. Sertikat tanah.


BP. SUGIYANTO NGADINO (62 tahun)


Bapak 3 anak yang sehari-hari bekerja sebagai Buruh pasir ini bersama istri dan 2 anaknya tinggal di pinggir sungai Bengawan Solo di Dukuh Ngipang RT. 17 Gawan Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen. Anak yang pertama usia 30 tahun telah berkeluarga sendiri. Anak kedua berusia 23 tahun, sedang anak ketiga berusia 9 tahun. Penghasilan Bp. Sugiyanto pun tidak menentu tergantung adanya tawaran pekerjaan padanya.


Kondisi rumah sebelumnya, lantai masih tanah, dinding bambu (gedeg), tanpa jendela dan saat diterjang banjir karena meluapnya Sungai bengawan solo, rumahnya pun miring hampir roboh.

Bantuan yang diberikan oleh KARINA KAS lewat Posko Paroki Sragen sebesar Rp.5.100.000,-, Sedangkan pengeluaran pribadi sebesar Rp. 2.495.250,- sehingga total pengeluaran untuk pembangunan rumahnya sebesar Rp. 7.595.250,-.

Dalam membangun dan merehab rumahnya, ia dan keluarga dibantu oleh para tetangganya, sekitar 25 orang. Proses pembangunan rumah memakan waktu sekitar 10 hari. Kondisi rumah setelah direhab adalah dinding sudah tembok (kotang), kayu diganti baru, sudah lantainisasi, jendela dan pintu baru.


Peran serta para warga sangat besar dalam proses rehab dan pembangunan kembali rumah Bp.Sugiyanto. Tak lupa Bp. Sugiyanto mengucapkan terima kasih kepada para donatur dan seluruh warga.***

Keterangan: Lampiran sebagai syarat mendapat bantuan adalah FC KTP, FC Kartu Keluarga, Surat Keterangan Kelurahan, FC. Sertifikat tanah, FC. Kartu Keluarga Miskin.


BP. HARYANTO (30 tahun)


Keluarga ini tinggal di Dukuh Ngipang RT. 17 Gawan Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen dan bersebelahan dengan Bp. Sugiyanto, karena ia adalah anak menantu Bp. Sugiyanto. Ia tinggal bersama istri dan 2 anak yang berusia 10 tahun dan 7 tahun. Sehari-sehari ia bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan yang tidak menentu.
Kondisi rumah sebelumnya dinding bambu (gedeg), lantai tanah, tanpa jendela dan juga terkena dampak dari bencana banjir karena meluapnya Sungai Bengawan Solo.

rumah sebelum direnovasi

KARINA KAS melalui Posko Paroki Sragen memberikan bantuan dana sebesar Rp.3.725.000,- sedangkan dana swadaya dari pribadi sebesar Rp. 1.595.250,-. Total pengeluaran mencapai Rp. 5.318.250,-

Proses merehab rumahnya memakan waktu sekitar 10 hari. Ia dibantu oleh para warga sekitar. Kondisi rumahnya kini sudah berdinding tembok penuh, berjendela dan akan dilantainisasi.***

Keterangan: Lampiran sebagai syarat mendapat bantuan adalah FC KTP, FC Kartu Keluarga, Surat Keterangan Kelurahan, FC. Sertifikat tanah, FC. Kartu Keluarga Miskin




NY. MITRO UTOMO SUKINEM (73 tahun)


Janda tua tanpa anak yang tinggal di Dukuh Ngipang RT. 16 Gawan Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen ini tidak punya penghasilan karena tidak bekerja lagi. Kondisi awal rumahnya berdinding bambu ‘gedeg’ penuh lubang, tanpa jendela, lantai tanah dan terletak di pinggir sungai bengawan solo. Saat terkena banjir rumahnya hampir roboh dan sebagian hanyut.Bantuan yang disumbangkan oleh KARINA KAS lewat Posko Sragen sebesar Rp.5.500.000,-.

Sedangkan swadaya dari keluarga dan masyarakat sebesar Rp.8.804.250,- sehingga total pengeluaran untuk rehab rumahnya mencapai Rp.14.304.250,-.


Proses pembangunan rumah membutuhkan waktu selama 10 hari dengan menggunakan jasa tukang 5 orang dan sumbangan tenaga oleh masyarakat sekitar dan keluarga. Kini rumahnya sudah bertembok dinding penuh dengan pintu baru dan 2 kamar.***

Keterangan: Lampiran sebagai syarat mendapat bantuan adalah FC KTP, FC Kartu Keluarga, Surat Keterangan Kelurahan, FC. Sertifikat tanah, FC. Kartu Keluarga Miskin.

Terima kasih atas segala kebaikan, kepedulian dan kemurahan hati para donatur yang dengan sukarela telah menyumbangkan bantuan dana bagi saudara-saudara kita yang terkena bencana banjir. Hatur terimakasih juga kami sampaikan kepada Kepala Desa Tenggak, beserta seluruh warga desa Tenggak, Kecamatan Sidoharjo dan juga warga Desa Gawan, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen yang dengan sukarela bekerja bahu-membahu, bergotong royong membantu saudara-saudara yang tertimpa bencana banjir. Rasa peduli, dan berbagi tanpa memandang status dan agama telah menjadi bagian hidup hariankita sebagai makhluk sosial ciptaan Tuhan. Semoga Tuhan membalas segala kebaikan hati anda sekalian dan Tuhan senantiasa memberkati kita semua. Amin.***


Reported by:
www.karinasragen.blogspot.com
www.marlist.wordpress.com