Tuesday, October 7, 2008

Rapat Tim Karina Sragen bersama dengan wakil Posko-Posko Daerah

Paroki (LENTERA) – KARINA KAS Posko Paroki Sragen, Minggu (5/10) mengadakan Rapat di ruang pertemuan paroki Sragen dengan agenda pertemuan sosialisasi dan komitmen Tim Karina Sragen, paparan tentang langkah-langkah penanggulangan bencana, pendataan jumlah warga serta pembuatan sarana sosialisasi. Rapat ini menghadirkan koordinator Tim Penanggulangan Banjir Pemerintah Kabupaten Sragen yang diwakili Bp. Pudarwanto dan juga  4 orang Tim SAR HIMALAWU Sragen yang dipimpin Bp. Widodo sebagai narasumber. Sedangkan peserta yang hadir ± 35 merupakan para sukarelawan dari Posko-Posko Karina Sragen yakni dari Posko Gawan, Posko Tenggak, Posko Tangkil dan Posko Paroki. Sebelum rapat ada pemutaran film dokumenter bencana banjir di daerah Sragen tanggal 26 Desember 2007 lalu.

 

Bp. Pudarwanto, Humas Pemerintah Kabupaten Sragen memaparkan tentang bencana tahun 2007. Ia mengatakan bahwa hal yang menyebabkan terjadinya banjir tahun lalu adalah pendangkalan waduk Gajah Mungkur yang memang sudah tidak dapat ditanggulangi lagi. Selain itu juga disebakan curah hujan yang di atas normal dengan waktu yang lama (185 mm selama 2 hari) padahal normal curah hujan adalah 70-90 mm. Akibat dari bencana tersebut banyak masyarakat yang harus menderita karena kehilangan harta benda miliknya.

 

Daerah yang harus diwaspadai ketika terjadi curah hujan tinggi adalah daerah di sekitar bantaran sungai grompol, sungai mungkung, sungai garuda, sungai gambiran, sungai ngrandu, sungai kenatan, dan sungai sawur, yang merupakan anak sungai bengawan solo yang melintasi kota sragen.

 

Ada sekitar 18 kecamatan yang terendam banjir tahun 2007 kemarin, mulai dari Sumberlawang, Gemolong, Tanon, Sukodono, Mondokan, Gesi, Tangen, Jenar, Sambungmacan, Ngrampal, Sragen Kota, Sidoharjo. Bahkan Kedawung dan Sambirejo juga merupakan daerah yang berpotensi untuk terkena bencana.

 

Kerusakan dan kerugian yang dialami warga pada banjir yang lalu antara lain : korban jiwa 5 orang, rumah, ternak, areal pertanian, infrastruktur, jaringan irigasi, dll. Total seluruh kerugian mencapai Rp 234.430.474.064. Tindakan yang diupayakan oleh pemerintah saat ini adalah normalisasi sungai garuda dan sungai mungkung dan perbaikan infrastruktur kota.

 

Sedangkan Tim SAR HIMALAWU yang hadir berbagi sharing tentang aktifitas mereka dalam menangani dan membantu korban banjir dan bencana alam. Mereka juga memberikan cara-cara bagaimana menghadapi dan menangani bencana alam.

 

Bp. A. Haryoto, Ketua Dewan Paroki Sragen yang hadir pada rapat tersebut mengatakan bahwa hal yang perlu diperjuangkan ketika berkomitmen menjadi tim adalah Nilai Kemanusiaan. Untuk membuat organisasi khususnya Tim Penanggulangan Bencana alam seperti KARINA harus memiliki tata nilai yang akan diperjuangkan jelas (dasar teologinya ada), punya Visi nilai kemanusiaan dan Misipra, pas, paska bencana kita berbuat apa? Selain itu juga dilengkapi dengan P3D ( Personalia, Peralatan, Pendanaan, Dokumentasi ). Dan mempunyai programa/rencana kegiatan yang harus dikomunikasikan dengan sosialisasi,surat menyurat,dll)

 

Hasil rapat tersebut menghasilkan rencana kerja KARINA KAS Posko Paroki Sragen yakni rencana kedatangan tamu dari negara donor (Jerman) ke Posko Paroki Sragen tanggal 21 Oktober 2008. Mereka akan mengadakan kunjungan ke posko-posko daerah bersama dengan Tim Paroki termasuk penterjemah serta mengadakan pertemuan dengan seluruh Tim Karina Posko Paroki Sragen

 

Selain itu juga mengagendakan pendataan warga yang berpotensi terkena bencana dari tiap-tiap posko di daerah (Posko Gawan, Tenggak, Tangkil, dan Posko Paroki) dan pengisian struktur organisani dari masing-masing posko. Agenda yang lain pertemuan dengan aparat desa yang diagendakan masing-masing Posko daerah. Yang perlu disapkan Posko daerah adalah jumlah KK yang terkena banjir, jumlah KK miskin di daerah posko dan jumlah KK yang tinggal di bantaran sungai. (dn)