Wednesday, March 4, 2009

WASPADA BANJIR !!!!



MENGAPA TERJADI BANJIR

1.      Makin berkurangnya daerah resapan air. Karena : pengaspalan jalan/ betonisasi, pemukiman, pembangunan Mall, Apartemen dan gedung-gedung bertingkat lainnya.

2.      Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan fungsi dan peruntukannya.

3.      Penggundulan hutan di daerah hulu.

4.      Pembuangan sampah sembarangan.

5.      Pendangkalan Daerah Aliran Sungai.

 

 

STATUS SIAGA BANJIR

Penentuan siaga banjir tergantung dari hasil pemantauan petugas di lapangan terkait dengan jumlah intensitas air hujan yang turun serta terjadinya peningkatan jumlah debit air di masing-masing pintu air yang ada. Ada empat tingkatan siaga banjir : siaga IV, siaga III, siaga II, dan siaga I.

 

Siaga IV

Bila kondisi air masih dalam keadaan normal, artinya tidak ada peningkatan jumlah debit air secara mencolok.

 

Siaga III

Hujan yang terjadi menyebabkan terjadinya genangan air di lokasi-lokasi tertentu tetapi kondisinya masih belum kritis dan membahayakan. Meski demikian bila status siaga III sudah ditetapkan, masyarakat sebaiknya mulai berhati-hati dan mempersiapkan segala sesuatunya dari berbagai kemungkinan bencana banjir. Siaga III, penanganannya diserahkan pada masing-masing suku dinas pembinaan mental dan kesejahteraan sosial (Bintal Kesos) di masing-masing wilayah.

 

Siaga II

Bila wilayah genangan air mulai meluas, maka akan ditetapkan Siaga II, penanggungjawab untuk siaga II ini adalah Ketua Harian Satkorlak Penanggulangan Bencana Provinsi (PBP) yaitu Sekretaris Daerah.

 

Siaga I

Bila dalam enam jam genangan air tersebut tidak surut dan kritis maka ditetapkan Siaga I. Penanggung jawab penanganan status siaga I langsung ditangan Gubernur.

 

 

PERINGATAN BAHAYA BANJIR

Peringatan bahaya banjir bisa disampaikan melalui berbagai cara dengan memanfaatkan media yang ada :

1.      Memukul Kentongan

2.      Membunyikan Lonceng

3.      Pemberitahuan Dengan Pengeras Suara Melalui Masjid/Mushola Atau Balai Desa

4.      Membunyikan Sirine Siaran melalui radio/televisi

 

 

BAGAIMANA BERSIAP MENGHADAPI BANJIR

1.      Mengetahui dan mengenali lingkungan tempat tinggal

2.      Mengetahui dan mengenali kapan banjir biasanya terjadi

3.      Mengetahui arti masing-masing status bahaya banjir (siaga I-IV) dan tahu apa yang harus dilakukan

4.      Sediakan kotak P3K

5.      Menyediakan pelampung sederhana dengan memanfaatkan ban-ban bekas

6.      Membuat perahu/sampan sederhana

 

 

TINDAKAN YANG DILAKUKAN BILA TERJADI BANJIR

1.      Selamatkan barang-barang/benda berharga ke tempat aman

2.      Evakuasi penduduk ket tempat bebas banjir

3.      Segera padamkan aliran listrik di rumah

4.      Matikan kompor yang masih menyala

5.      Lalukan koordinasi dengan sesama anggota masyarakat

6.      Menghubungi pihak-pihak berwenang untuk menanggulangi bahaya banjir

 

 

MENGAMANKAN LINGKUNGAN

Lakukan pengamanan swadaya dengan melibatkan anggota masyarakat di lingkungan/lokasi banjir. Pengamanan lingkungan perlu dilakukan karena tidak jarang dalam situasi banjir ada orang-orang yang ingin memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan; mengambil barang-barang yang ditinggal para penghuninya. Karena itu lakukan patroli secara bergantian, terutama bila; rumah-rumah sudah ditinggal; ke lokasi pengungsian.

 

 

MEWASPADAI PENYAKIT SETELAH BANJIR

Genangan air berhari-hari menjadi sumber berjangkitnya berbagai penyakit. Diare, demam berdarah, penyakit kulit/gatal-gatal, penyakit mata dan penyakit Leptosperosis adalah beberapa jenis penyakit yang serangkali muncul sebagai dampak ikutan akibat terjadinya banjir.

 

 

BILA BANJIR TELAH SURUT, TINDAKAN YANG HARUS DILAKUKAN ADALAH

1.      Pencarian dan penyelamatan korban, pemberian bantuan medis

2.      Penilaian situasi

3.      Penyediaan pangan dan air bersih sementara

4.      Pemantauan endemi

5.      Penyediaan tempat tinggal/penampungan sementara bagi para korban

6.      Bentuk posko koordinasi dan komunikasi

 

 

 

 

Pesan Layanan Masyarakat ini disampaikan oleh :

KARINA KAS (Karitas Indonesia Keuskupan Agung Semarang)

KARINA Posko Paroki Sragen

 








Saturday, January 31, 2009

KARINA KAS POSKO PAROKI SRAGEN EVAKUASI DAN BANTU KORBAN BANJIR DI GAWAN- TENGGAK DAN SEKITARNYA



Tenggak, Sragen – Jumat malam (30/1) sekitar pukul 23.00 WIB, banjir  melanda beberapa wilayah di Kabupaten Sragen. KARINA KAS Posko Paroki Sragen. Sabtu pagi (31/1) membuka Posko di Tenggak dan mengirimkan Tim Penyelamat (Rescue) menuju lokasi di Posko Tenggak untuk melakukan evakuasi warga yang terjebak banjir di daerah Desa Gawan – Tenggak Kecamatan Tanon Sragen. Sebelumnya Posko Paroki Sragen kedatangan 5 personil Tim KARINA KAS Pusat yang membawa 2 buah perahu karet beserta perlengkapannya.

 

Tim KARINA KAS bersama Tim SAR TAGANA dan TIM SAR HIMALAWU Sragen Sabtu (31/1) dari pagi hingga sore, menyusuri rumah-rumah warga yang terkena banjir dan bahu-membahu menolong dan mengevakuasi warga yang terjebak banjir dan kemudian ditampung di Posko Tenggak. Banyak juga menolong warga yang hanyut terbawa arus banjir, yang paling sering terjadi adalah banyaknya warga yang meski sudah diingatkan tetapi nekat memaksakan diri membawa motor menerobos arus air deras yang merendam jalan raya setinggi lutut orang dewasa, namun akhirnya tak kuasa menahan derasnya laju  air yang lewat dan nyaris hanyut terbawa arus.

 

Proses evakuasi korban banjir selain menggunakan 2 buah perahu karet dari KARINA KAS, juga menggunakan 3 buah perahu drum yang kemarin baru saja disumbangkan KARINA kepada Desa Tenggak, Sribit dan Pandak sehingga proses evakuasi benar-benar bisa lebih menjangkau banyak warga yang terjebak banjir. Perahu sumbangan tersebut benar-benar dimanfaatkan dan sangat membantu proses evakuasi tersebut.

 

Daerah yang terkena banjir meliputi Desa Tenggak: Dusun Nyawak, Nglombo, Dukuh, Cabean, Metep, Ngagel dengan jumlah pengungsi sekitar ± 900 orang, sedangkan Desa Pandak : ± 800 orang, Desa Sribit  ± 800 orang. Desa Gawan (meliputi Dusun Ngamban dan Ngipang) ± 150 orang.

 

Kerugian material belum bisa diketahui pasti, yang jelas ratusan hektar sawah terendam air, begitu juga rumah-rumah warga yang terendam air mencapai 1 ½  meter, bahkan ada yang lebih. Jalan raya yang menghubungkan Sragen menuju Tanon terendam air dengan arus yang sangat deras setinggi lutut orang dewasa dan sangat sulit dilewati oleh kendaraan, apalagi kendaraan motor roda dua.

 

Di DesaTangkil, jumlah pengungsi yang ditampung di Balai Desa Tangkil ± 200 orang, Desa Kedungupit pengungsi ditampung di 4 lokasi, yakni: Balai Desa: ± 250 orang; Karang Bale ± 75 orang; Gempol Sari ± 300 orang; Gonggong :± 150 orang.

 

Selain membuka posko dan mengevakuasi warga yang terjebak banjir, KARINA Posko Sragen juga membuka dapur umum di Taman Asri yang membuat nasi bungkus sebanyak ± 1025  bungkus yang kemudian dikirimkan untuk para pengungsi di Posko Gawan, Posko Tenggak, Posko Tangkil dan Kedungupit.(dn)



























Friday, January 30, 2009

KARINA POSKO SRAGEN ADAKAN PELATIHAN PENANGGULANGAN BENCANA DI GAWAN- TENGGAK


Gawan (LENTERA) - KARINA KAS Posko Sragen bekerjasama  PMI  Cabang Sragen dan perangkat desa setempat, Senin (26/1) mengadakan Pelatihan bersama penanggulangan bersama di Sungai Bengawan Solo. Pelatihan ini diikuti ± 75 orang yang terdiri para Perangkat Kelurahan Tenggak, Kelurahan Sribit dan Kelurahan  Pandak. Tiap Kelurahan mengirimkan 10 orang.. Dari Tim KARINA Posko Sragen sendiri hadir 20 orang.  Pelatihan yang dilaksanakan meliputi 2 kegiatan, yakni : Pelatihan Evakuasi air dan Pelatihan Evakuasi darat.

 

Pelatihan Evakuasi air meliputi penanggulangan bencana banjir, mulai dari bagaimana cara mengevakuasi korban, mengkoordinir dan menaikkan korban ke perahu dalam keadaan darurat hingga latihan mengemudikan perahu dengan  dengan  dayung..

 

Sedangkan Pelatihan Evakuasi Darat meliputi bagaimana memberikan pertolongan pertama, pernapasan buatan, perawatan luka fisik dengan P3K. Bagaimana cara membawa korban korban dengan tandu. Pembentukan dapur umum hingga pembuatan peta jalur evakuasi..

 

Pelatihan ini dipandu oleh Tim PMI Cabang Sragen dan KARINA Posko Sragen. Para rukun dan senang sekali ada perhatian dari pihak KARINA dan PMI, dengan adanya pelatihan ini merasa lebih siap untuk mengantisipasi dan menghadapi bencana banjir. Banyak hal yang didapat mengenal cara-cara penanggulangan bencana ini.

 

Pada kegiatan ini juga diserahkan  3 buah perahu sumbangan KARINA  kepada Kelurahan Tenggak, Kelurahan Sribit dan Kelurahan Pandak. Bersama dengan perahu motor dari PMI Sragen mereka mulai berjalan menyusuri Sungai Bengawan Solo mulai  Jembatan Gawan dengan radius sekitar 1 Km ke arah selatan.

 

Kepala Desa yakni Lurah Tenggak, Lurah Pandak dan Lurah Sribit mengucapkan terima kasih atas diadakan pelatihan ini dan juga bantuan perahu yang diberikan oleh KARINA. (dn) 

























KARINA SERAHKAN BANTUAN PEMBUATAN 3 PERAHU UNTUK KELURAHAN RAWAN BANJIR



Tenggak (LENTERA) – Tim KARINA KAS Posko Sragen bekerjasama dengan masyarakat, khususnya Kelurahan Pandak, Kelurahan Sribit dan Kelurahan Tenggak dengan koordinasi di KARINA Posko Tenggak membuat sarana antisipasi banjir tahunan yang kerap melanda daerah tersebut, dengan membuat perahu dari tong/drum. Keterlibatan perangkat desa, utamanya para kepala desa sungguh luar biasa. Masyarakat pun cepat tanggap dan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan apabila terjadi banjir lagi di daerah mereka.

 

Sesuai dengan proposal yang diajukan kepada KARINA KWI di Jakarta, Senin (5/1) diadakan acara penyerahan bantuan uang sebesar Rp. 4.000.000,- ( Empat juta rupiah) yang rencananya digunakan untuk membantu pembuatan 3 unit perahu tong di 3 Kelurahan (Sribit, Pandak dan Tenggak) yang rawan terkena banjir . Penyerahan bantuan ini dilaksanakan di Posko Tenggak dan diterima langsung oleh 3 Lurah yang hadir. Diharapkan perahu-perahu tersebut  bisa dimanfaatkan untuk mengevakuasi para korban bencana alam jika sewaktu-sewaktu terjadi banjir di kelurahan  tersebut.

 

Sungguh merupakan kerjasama yang baik, dimana masyarakat dapat terlibat tanpa membedakan perbedaan karena misinya adalah kemanusiaan dan pelayanan kepada sesama. Sosialisasi yang dilakukan terus menerus tentang tanggap dan antisipasi bencana banjir sangat membantu dalam mengingatkan masyarakat agar selalu waspada dalam musim hujan dan mengamankan barang- barang berharga milik mereka utamanya surat – surat penting keluarga, seperti: Sertifikat tanah, Ijazah, Akte Kelahiran, Surat Nikah, dan lain-lain.

 

Kesadaran masyarakat yang tinggi dapat meminimalisir dampak dan kerugian baik materi maupun korban karena banjir tersebut. Diharapkan agar masyarakat tidak terlena di saat musim kemarau, karena iklim yang mulai berubah akibat pemanasan global atau lebih populer dengan ”Global Warming”. (Rs)